Minggu, 23 Oktober 2011

Putri Ulin

Putri Ulin
Pada zaman dahulu , hiduplah seorang putrid yang bernama Putri Ulin. Sejak kecil ia hidup sendirian di Hutan. Orang tuanya sudah lama meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya mati karena diterkam harimau , sedangkamn ibunya meninggal pula tidak lama setelah tidak tahan menahan kesedihan itu.
Teman sehari – hari Putri Ulin hanya binatang – binatang hutan . walau demikian , Putri Ulin mempunyai cita – cita yang luar biasa tingginya . Ia ingin dipersunting oleh pangeran dari kerajaan Halirana yang bernama Pangeran Sayupati , agar kelak kehidupannya lebih layak dari pada sebelumnya. Kerajaan Haliran terletak jauh dari hutan , tepatnya terletak diatas awan.
Putri Ulin berniat untuk berkenalan dengan Sang Pangeran , maka ditulislah sepucuk surat untuk Sang Pangeran . Tetapi Putri Ulin tidak tahu bagaimana harus menyampaikan surat tersebut . Kerajaan Halirana terletak tinggi sekali diatas sana . akhirnya Putri Ulin meminta tolong kepada sahabat – sahabatnya.
“Hai Rusa ! maukah kamu mengantar surat ini kepada pangeran?” Tanya Putri Ulin
“Aku ingin membantumu sahabat , tetapi aku tidak dapat terbang !” Jawab Rusa.
Lalu Putri Ulin pergi ke tempat lain
“Hai burung elang , tolonglah aku ! Antarkan ini kepada pangeran!”
“Tidak seekor binatang pun dapat terbang setinggi itu , sahabat !” Jawab burung elang dengan rendah hati.
Setelah seharian keluar masuk hutan , Pytri Ulin akhirnya pulang tanpa hasil. Ia tertunduk sedih diatas sebuah kursi.
Ditengah keputusannyaitu tiba – tiba ia merasakan sesuatu yang dingin menempel di kakinya. Rupanya seekor katak.
“Putri…” Sapa Sang Katak
“Berikanlah surat itu kepadaku. Aku akan menyampaikannya kepada pangeran !” Kata Sang Katak
“Ah , Elang yang dapat terbang tinggi saja tidak sanggup , apalagi kamu yang hanya bias melompat.” Tolak Putri Ulin.
“Percayalah Putri , saya akan membutikannya.”
“Benarkah ?”
Melihat kesungguhan katak , akhirnya Putri Ulin percaya. Katak tahu kalau keluarga pangeran selalu mengambil air minum dari sumur di tepi hutan. Setiap pagi para punggawakerajaan selalu pergi ke sumur itu untuk mengambil air.
Ketika hari masih pagi , Sang Kata siap menjalankan tugasnya . Dengan hati – hati digigitnya surat yang dia bawa. Kemudian tanpa ragu – ragu lagi katak melompat ke dalam sumur. Dengan tenang , ia menunggu kedatangan para punggawa itu untuk mengambil air.
Tepat ketika punggawa menurunkan buyungnya(alat untuk mengambil air) , Sang Katak melompat masuk ke dalamnya. Rupanya para punggawa kerajaan tidak mengetahuinya sehingga terbawalah katak ke Kerajaan Halirana.
Buyung berisi air yang ditumpangi katak itu kemudian dibuka dan diletakkan begitu saja diatas sebuah meja yang terletak di ruang khusus penyimpanan air. Tidak lama kemudian terdengar pintu tertutup.. Maka Sang Katak segera mungkin melompat dari buyung tersebut dan meletakan surat yang ia bawa diatas meja. Lalu katak turun dari meja. Lalu katak turun dari meja dan bersembunyi di pojok ruangan penyimpanan air itu.
Beberapa menit kemudian sang pangeran memasuki ruangan penyimpanan air tersebut untuk mengambil air. Tanpa sengaja pangeran pun melihat surat dari Putri Ulin dan segera membacanya. Pangeran heran bagaimana bias ada sebuah surat diruang penyimpanan air tanpa diketahui denagn jelas siapa pengirimnya. Ketika para punggawa ditanyai pun tidak ada yang mengetahui pengirimnya. Akhirnya pangeran membawa tersebut keluar ruangan.
Sementara itu , pagi – pagi benar katak sudah bersiap diri untuk pulang ke hutan , katak sudah berada di dalam buyung kosong yang biasa dibawa para punggawa untuk mengambil air di tepi hutan  Dan benar , pagi itu katak dapat pulang kembali ke hutan.
“Hai Katak , apa kamu membawa jawaban dari suratku ?” Tanya Putri Ulin ketika dilihatnya Katak mendekat.
“Putri , pangeran membaca surat itu , namun pangeran tidak menulis surat jawaban untuk Putri .” Jawab Katak
“apa katamu ?” bentak Putri Ulin sraya mengangkat tangan untuk memukul Sag Katak.
“Ampun Putri , jangan pukul saya Putri , beri saya kesempatan Putri . tulislah surat lagi untuknya , maka kali ini pangeran akan memberi jawaban .”
“Baiklah aku beri kamu kesempatan sekali lagi , tapi sekali ini saja !”
Maka setelah itu Putri menulis suratnya kembali , keesokan harinya sang Katakl kembali menumpang buyung yang dibawa para punggawa kerajaan untuk menyampaikan surat Putri Ulin yang kedua kalinya.
Pangeran pun membawa surat dari Ptri Ulin yang diletakkan Sang katak diatas meja di ruangan penyimpanan air. Malihat sudah yang kedua kalinya Putri mengirim surat , maka pangeran membalas surat tersebut. Lalu pangeran meletakkan surat blasan tersebut di meja dengan maksud agar pengirim surat bias mengambilnya. Setelah mendapat surat balasan , sang Katak pun pulang ke hutan dan segera memberikan surat tersebut kepada Putru Ulin.
Setelah berkenalan , Putri Ulin pun ingin mendapatkan hati sang pangeran . namun Putri Ulin bingung , bagaimana cara mendapatkan hati sang pangeran . Sang Katak pun menyuruh putrid Ulin untuk mencari kotak ajaib dibawah pohon besar ditengah hutan. Akhirnya Putri Ulin mencari kotak ajaib tersebut . Dengan bantuan Sang Katak , Putri Ulin pun dapat dengan mudah menemukan kotak ajaib tersebuit.
Keeseokan harinya Sang Katak pun kembali kr Kerajaan Haliran denagn membawa kotak ajaib tersebut. Pada saat malam tiba , katak keluar dari buyung  , lalu pergi kekamar adik perempuan pangeran. Tanpa membangunkan adik perempuan pangeran , katak mengambil suara adik perempuan pengeran dengan ilmu sihir dari kotak ajaib tersebut. Lalu katak membawanya pulag ke hutan.
Sang pangeran pun bingung mengapa adiknya tidak bisa bicara. Sang pangeran pun mencari dan mengumpulkan orang pintar dari kerajaan lain , tapi tak satu pun bisa mengembalikan suara adik pangeran.
Sementara itu , Sang Katak menyruh Putri Ulin menulis surat yang berisi bahwa dia biasa menyembuhkan adik pamngeran , dengan syarat adik pangeran dan pangeran sendiri yang datang ke kediaman Putri Uin.

Akhirnya datanglah pangeran ke kediaman Putri Ulin , dan benar Putri Ulin dapat mengembalikan suara adik pangeran. Putri Ulin berharap , setelah ia menolong adik pangeran , ia dapat mendapatkan hati sang pangeran dan dipersunting oleh pangeran.
Namun harapan Putri ulin tersebut tidak daoat terwujud karena sang pengeran sudah memiliki calon istri . Putri Ulin pun sangat marah dan kesal. Putri Ulin pun menyalahkan Sang Katak karena saran Sang Katak tidak berhasil. Putri Ulin merasa semua usahanya sia – sia . Putri Ulin akhirnya memukul Sang Katk hingga mati.
Tak lama kemudian Putri Ulin yang tidak tahu terima kasih itu berubah menjadi seekor katak

0 komentar:

Posting Komentar